Warung Sayur Bu Sariyah episode 3

Maling

Tossa Hercules pagi itu  sudah sampai di warung bu Sariyah, semua belanjaan sudah diturunkan termasuk daging satu kilo dibagi 10 bungkus, ikan tongkol, pindang ,udang ,  dan daging ayam . Sayurnya  kobis , kentang , wortel ,  kangkung , bayam , lombok , bawang merah , bawang putih dan lainnya . “Pak Jo besok kalau kesini dibawakan buah yang segar seperempatan  macem dua saja soalnya kemarin ada yang cari.” kata bu Sariyah

” O gih bu , enggak empat macam biar bareng sama istri saya, misalnya buah salak seperempatan satu kilo, buah pir seperempatan satu kilo , buah jeruk seperempatan satu kilo , dan buah jambu seperempatan satu kilo jadi nanti dibagi dua , bu Sariyah dua kilo…istri saya dua kilo ,  jadi ada delapan bungkus masing- masing bagaimana buk..?”

” Ya wis gak apa itu juga baik bisa lengkap buahku, wis ini berapa semuanya..?”

Pak Dalijo memberikan bukti bon ke bu Sariyah dan melunasinya, besok jam segini juga ya..dan pesanannya lengkap seperti ini  kecuali ada tambahan atau kalau panjenengan tambahi gak apa-apa pak”

” Iya bu…siap.. saya pamit gih bu…Asalamu’Allaikum”

” matur nuwun WaAllaikum salam ” Bu Sariyah langsung menata di dasarannya.

Aris sudah mandi  dan siap menggantikan ibunya, agar segera mandi karena sebentar lagi pasti rame pembelinya dan Aris siap membantu sambil sarapan pagi. Raka menuju warung untuk sarapan:

” Dik ibu ada…?”

“Ibu lagi mandi sebentar lagi selesai, mas Raka mau dibuatkan apa..?”

” Mie kuah telur ..dik..”

” Aris masakan air dulu untuk menuhin thermos panas, biar ibu cepet mbuatin mie kuah , minumnya apa mas ..?

” Teh manis panas dik..?”

Ibu sudah selesai dan segera membuatkan pesanannya Raka

” Yakin nih , gak makan nasi..?”

” Nggak bu…pokoknya kalau pagi special mie kuah telur duwitnya harus dijaga bu….belum dapat bayar soalnya…”

” Iya…gak papa yang penting sehat, dan lancar kerjaannya ”

” Kok pagi banget , memang masuknya jam berapa..?”

” jam 06.00 apel dulu buk..karena saya karyawan baru jadi  harus tahu situasi lingkungan Rumah Sakit, kemarin langsung laporan kalau sudah dapat kosan. Raka makan dengan nikmatnya sampai keringat keluar, dia menambah pisang goreng, perut rupanya sudah penuh dia segera minta pamit.

” Buk sudah… habisnya berapa ?”

” lima ribu, minum dan gorengannya gratis mas..”

” Waah ..alhamdulillah matur nuwun buk…saya berangkat dulu…AsalamuAllaikum..”

” WaAllaikum salam..” jawab bu Sariyah

Pak Bambang sudah rapi mau berangkat narik karena ada yang menyewa dan pak Bambang disuruh yang bawa mobilnya karena sudah memiliki SIM.

” Pak pagi banget dah mau narik..”

” Iya disuruh pak Kamto nganter ke Rumah Sakit KEN SARAS mereka ibu-ibu akan  bezoek , Pak Kamto mau istirahat dulu  dan bapak yang narik sendiri , berangkat dulu ya buk ”

” Lo…gak sarapan dulu….”

” Nanti saja…sudah minum teh panas dan pisang goreng tadi, siang nanti pulang terus narik lagi ya bune…?”

” Yo pak …ati-ati…”  Pagi ini hari Minggu banyak orang pada jalan sehat mereka melintasi warung bu Sariyah dan berbelanja, Aris ikut mengambilkan dagangannya dan ibu menghitungnya. Tiba-tiba ada orang berteriak maliiiiing…maliiiiing… ibu-ibu yang berbelanja tadi pada memutarkan badan bahkan ada yang keluar menuju jalan, mereka pada mencari-cari siapa malingnya…tapi tak ketemu,

” Bu minta dibuatkan teh hangat satu” laki-laki itu langsung makan mendoan sambil tanya…

” Ada apa to bu kok rame sekalali..?” tanya laki-laki itu

” Gak tahu jelas pak….maliing katanya…”

” Walaaah …pagi gini kok sudah ada maling..”

” Bapak tadi kesini sama rombongan ibu-ibu ini..? ”

” Nggak bu ..saya datang sendiri..jalan ..muter-muter…”

” Itu sepeda bapak…?”

” Owhh…ya..ya..buk mendoannya belum goreng..?”

” Belum pak..nanti nunggu ibu-ibu ini…”

” Bu nuggetnya ada…?” tanya ibu-ibu

” Ada silahkan pilih disini, juga ada baksonya…monggo..?”

Aris mengawasi pembeli karena dia melihat sepeda itu sepertinya milik Arsy tapi dia tak berani menanyakan  karena mata orang itu melirik ke kanan dan kekiri,  sesesekali  laki-laki itu melongok keluar terus seperti ada yang ia cari-cari sepertinya orang ini gak beres, tahu kalau di awasi Aris terus orang itu segera membayar makanannya.

” Dik gorengan delapan teh manis satu berapa..?  orang itu bertanya pada Aris sampai Aris kaget

” 4000 ditambah 2.500, 6.500 pak ” bapak itu segera membayarnya dan melihat kanan kiri untuk keluar, akhirnya dia keluar, tapi tiba-tiba terdengar maliiiing….maliiing….laki-laki itu mengayuh sepedanya dengan cepat dan orang kampung tak bisa mengejarnya, tapi karena dia terburu-buru akhirnya dia terjatuh dan tertimpa sepedanya, kebetulan angkot pak Kamto masuk gang sehingga dia tak bisa membawa sepedanya dan lari terbirit-birit. Orang kampung mendatangi tempat itu dan menanyakan : “Pak Bambang malingnya lari kemana…?”

” Oh..itu tadi maling to…? pantes….malah lari..ke luar jalan raya, tapi sepedanya masih utuh kan pak..?”

” Iya …alhamdulillah sepedanya gak bisa dibawanya karena tertutup mobil sampeyan ”

Pak Bambang segera pulang, ternyata sepeda itu milik anaknya pak Fajar, yang baru dibeli dua minggu yang lalu, sampai rumah pak Bambang minta dibuatkan sarapan.

” Pak ini adanya oseng kubis sama lodeh , sayurnya sudah diborong ibu-ibu tadi untung aku  sudah nyiapin semalem, terpaksa deh nanti kolakan lagi mumpung ada pesanan dadakan untuk sore hari nanti. ”

Ya.. seadanya bu..yang penting enak dimulut murah di kantong.”

” Loh katanya tadi ada maling ya bu…?”

” Iya pak.., sepeda yang dicuri tapi sudah kembali kok pak ” jawab ibu

” Itu tu sepedanya Arsy pak anaknya pak Fajar, malingnya tadi makan gorengan disini, Aris ngliatin terus sepedanya karena maling itu ngakuin sepedanya dia tapi Aris tak berani bilang sama orang itu orangnya ketakutan..hii..matanya lihat kanan kiri terus tahu kalau Aris awasin buru-buru ia kabur pak..!”

” Iya bapak tadi ketemu orangnya di perempatan gang ini dia tak bisa lari bawa sepeda karena tertutup angkot pak Kamto…he..he..”

” Waah untung bapak yang nylametin sepeda itu…hampir saja hilang sepeda Arsy…” seru Aris

” Sepedanya bagus pak, baru lagi itu untuk sekolah Arsy dan Aris sering bareng sama Arsy jadi Aris hafal kalau itu sepeda Arsy.” La Arsynya dimana …kok gak kelihatan dari pagi…?” tanya ibu

” Paling nangis bu…coba kalau tadi Arsy ke warung kita tentu gaduh warung ini…hi..takut..buk…bakal ada pemukulan dan maling itu pasti remuk buk.”

” Untung saja bapak ada di perempatan ya Lee…? sepedanya gak jadi hilang milik Arsy” tambah ibu.

” Pak ibu tak nambah sayur lagi ya…ni mau kepasar..jagain warungnya ya Ris…bapak mau berangkat lagi soalnya…”

” Iya buk akan Aris jaga warungnya..tapi cepet ya buk ”

” Iya…seperlunya saja..” Ibu naik sepeda yang ada keranjang depannya milik Aris, memudahkan membawa belanjaan.

Mbak Ratna membeli telur satu kilo, bakso dan ice cream buat Yudi anaknya, untung harga ice cream sudah di tempelin sama ibu kemarin juga harga baksonya.

” Sayurnya kok gak ada Ris..?” tanya mbak Ratna

” Ini ibu baru mengambilnya di pasar, mungkin sebentar lagi mbak ibu datang. ”

” Ya sudah nanti saya ke sini lagi dan ini saya bayar sekarang 50.000 kalau nanti ada kelebihan atau kekurangan saya kan kesini lagi Ris ?!”

” Iya mbak makasih..”

Ada ibu yang datang pakai pakaian olah raga, sepertinya itu ibu yang datang tadi pagi..

” Dik…apa belanjaan ibu ada yang ketinggalan disini…?” tanya ibu tadi.

” Maaf bu, belanjaan yang mana ..coba tadi ibu taruh di mana…? ”

Ibu tadi memutar- mutar mencari belanjaannya…

” OOO ini dia terima kasih dik, masih lengkap..Alhamdulillah ”

” Ada buk…? ada di mana tadi buk ?” tanya Aris

” Di bawah kursi…pojok warung ini…sekalian nambah telur dua kilo berapa dik..?”

” Empat puluh ribu buk..”

Ibu itu segera pulang mengendarai sepeda motor.

” Ris bapak berangkat lagi ya…hati-hati kalau berjualan dan jangan salah harga kalau ragu-ragu mending nunggu ibuk ya..” pesan pak Bambang pada Aris anaknya.

” Iya pak…hati-hati ” jawab Aris

Pak Bambang berangkat dan bu Sariyah pulang dari pasar.

” Belanjaan ibu banyak sekali, ada buah juga…ihiiirrr.. aku boleh minta nanti ya buk…?’

” Iya ayuk bantu ibuk nurunin blanjaannya..soalnya ibu-ibu kampung ini sebentar lagi dateng ambil pesanannya.”

” Iya siap buk..he..he…” Ibu sekalian menata di dasarannya sekarang ada buahnya, dan ada jajan pasar juga..ada klepon, gethuk kinco dan lain-lain. Ibu membersihkan badan dulu setelah itu istirahat sambil menunggu pelanggan.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat.Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset