Kesetiaan Yang Ternoda episode 2

Dampit Kembar Siam

Naila sedang membaca buku tentang dampit kembar siam yang dirujuk ke rumah sakit umum serta persiapan kebutuhan darah yang dibutuhkan .

Naila mencari data keluarga yang dibutuhkan untuk laporan ke rumah sakit Kariadi karena bayi tersebut berasal dari puskesmasnya di Wonodri serta mencari jenis obat yang dibutuhkan pasca operasi yang akan dicocokkan antara puskesmas dan rumah sakit.

Naila yang lulusan akademi farmasi di daulat dr.Siswati untuk mewakili puskesmasnya mendampingi pre operasi juga pasca operasi agar puskesmasnya mendapat penilaian lebih baik lagi juga dibidang anastesi nya. Naila penat dan keluar dia mencari keberadaan suaminya kok tak terdengar suaranya juga dimas, Naila tanya sama mbok Ratemi dimana bapak berada , kata mbok Ratemi di depan rumah yang kosong maka Nailapun mengeceknya. Harlian sedang asik menelepon dan tak melihat Naila keluar rumah sementara Angga sedang menggoda anak perempuan sebelah rumah .

Pelan-pelan Naila berusaha menguping pembicaraan Harlian , sepertinya Harlian berbicara mesra sekali . Aneh sekali suamiku bicara sayang-sayangan pada siapa ? Naila mulai panas hatinya dan semakin mendekat dan beberapa kali mendengar nama As…Naila meyakinkan nama dengan menguping lebih dekat lagi karena ada mobil parkir sebelah rumah kosong itu bisa menutupi tubuh Naila .

Ternyata wanita itu namanya Astuti rumahnya di Pemalang. Naila mendengarkan suaminya yang memanjakan wanita itu air matanya mengalir, sungguh tega kamu mas…begitu teriakan hatinya..Hampir satu jam Harlian bermesraan di hape sementara gigitan nyamuk tak dirasakannya. Sedangkan Naila mulai gatal kaki dan tangannya. Tak tahan Naila mendengar suaminya bermesraan dengan perempuan itu lantas Naila mendekati suaminya dan menegur Harlian,

Naila                  : ” Sudah hampir dua jam mas bermesraan dengan Astuti aku mendengar semua pembicaraan itu, kamu jahat mas…jadi seperti ini yang kau mau …ingin memaduku ” Harlian tercengang rupanya istrinya menguping pembicaraannya dengan Astuti, buru-buru ia meralatnya,

Herlian              : ” Tunggu…tunggu..jangan marah dulu..Astuti itu referansir batu yang mencoba jadi pemasuk di perusahaan pak Haji ini lagi aku nego..kok marah..marah to sayang…sabar dong “. Naila menangis ia luluh dengan belaian suaminya , Herlian mengajak pulang masuk rumah . Harlian mencium dan meyakinkan istrinya kalau Ia tak ada hubungan apa-apa dengan Astuti karena suami Astuti juga buka usaha yang sama di Pekalongan dan merekomendasikan istrinya untuk bergabung dengan Harlian..

Herlian              : “Masak aku mau makan daging temanku “. Naila masih sesenggukan .

Naila                   : ” Aku akan awasi kamu lebih ketat …jangan-jangan kamu bohong , kamu sengaja sekongkol dengan Dimas untuk mengambil hati Astuti…”

Herlian merayu istrinya yang sedang marah, akhirnya Harlian diam.

Herlian               : ” Kalau kamu mencurigai aku dan aku gak melakukannya bisa-bisa aku selingkuh beneran kalau kamu masih nuduh terus ” Herlian diam dan duduk di sofa.

Telpon genggam Naila berbunyi ternyata dari dokter Siswati yang menanyakan kelengkapan data bayi kembar siam itu dan Naila menjelaskan secara rinci sehingga operasi bisa dinyatakan siap untuk waktu satu sampai dua minggu . Naila selama seminggu akan berada di rumah sakit umum dokter Kariadi untuk kesiapannya dan menerima tugas itu dengan penuh semangat. Harlian mendengarkan pembicaraan itu dan merasa kasihan sebenarnya dengan Naila istrinya yang begitu sibuk sedangkan Ia sendiri malah mabuk cinta dengan Astuti.

Herlian             : ” Ada apa dengan dokter Siswati mah ?”, tanya Harlian

Naila                 : ” Aku diperbantukan di Kariadi pah “.

Herlian             : ” Syukurlah semoga kamu sukses mah…”

Naila                 : ” Terima kasih pah, tapi kamu jangan bikin masalah seperti tadi..telponan sama istri orang berjam-jam padahal sudah diluar jam kerja masih negoan harga, bukankah itu pekerjaan Buyung kenapa tidak dia yang dihubungi?” . Harlian ciut hatinya dan berusaha agar istrinya tak mempermasalahkan Astuti lagi.

Herlian             : ” Oke..biar diurusin Buyung saja..maafkan aku ya mah..” Naila dirangkul suaminya dan bercumbu di kamar .

Mbok Ratemi mempersiapkan sarapan pagi , Naila naik ke lantai dua dan turun bersama putrinya Andin juga bayu. Sementara Herlian sudah menunggu di meja makan,

Herlian             : ” Bagaimana laptopnya oke gak..?

Bayu                  : ” Kalau mamah yang atur speknya pasti good ” kata Bayu sambil memberikan tanda jempol.

Harlian mengambilkan susu Andin dan meminta duduk disampingnya .

Herlian            : ” Papah kangen sama Andin putri papah, bagaimana jelang ujian sudah siap ?”.

Andin               : ” Insyaa Allah siap pah, papah sudah libur pekerjaan proyeknya ?”.

Naila                 : ” Kalau libur papah gak dapat duit dong ..” celetuk Naila sambil tersenyum.

Andin                : ” Selesai ujian kita liburan ya pah ” Andin mengajukan permohonan.

Herlian             : ” Tentu kita akan ke Bandung lanjut ke Puncak ” . Andin senang sekali dan mencium pipi papahnya.

Naila melihat suaminya menyayangi anak-anak amat lega sekali, matanya berbinar senyumannya yang tulus terasa hatinya bahagia.

Herlian mengantar Naila sementara Dimas mengikuti dari belakang. Telpon genggam Herlian berdering karena dekat Naila ia melihat siapa yang menelponnya ternyata Astuti .

Herlian            : “Siapa yang telpon mah ?” tanya Harlian

Naila                : ” Boleh aku angkat pah ” . Karena diperbolehkan maka telpon tersebut Ia speaker biar Harlian mendengar. Belum sempat Naila menjawab suara Astuti sudah mendahuluinya,

” Met pagi sayang aku tunggu kirimannya 75 juta untuk ulang tahunku,sayang pasti sibuk dengan istri yang bawel itu kan…? Harlian meminta hapenya dan mematikannya. Naila meminta hape Herlian dan hendak menelepon Astuti. Herlian tak memberikan hapenya, akhirnya Naila minta paksa turun tapi pintu dikunci Harlian.Naila menangis meronta dan memukuli pintu mobil Herlian, Naila berteriak minta tolong kebetulan ada polisi yang sedang bertugas mengamankan jalan dan mendengar teriakan Naila, polisi itu bernama Sunardi memberikan salam hormat dan meminta identitas Herlian si pengemudi .Harlian menyerahkan sim juga STNK .

Polisi menanyakan Naila yang berteriak minta tolong, ” Maaf ibu istrinya pak Harlian ? Nailapun mengangguk.

Polisi              : ” Apa ada masalah sehingga ibu minta tolong”

Naila              : ” Iya pak ada, tadi teman saya telpon tapi dimatikan suami, hape mau saya minta tapi tak diberikan suami ”

Polisi              : ” Maaf hape ini milik siapa ”

Herlian          : ” Milik saya pak dan tadi kebetulan yang terima istri saya”, Harlian langsung menjawab pertanyaan polisi.

Polisi              : ” Ibu, hendaknya ibu sabar dan menerima keputusan bapak”. Polisi itu memberikan hape Herlian dan mendamaikannya .

Dimas mengikuti Herlian dan membuntutinya sementara pak Polisi melanjutkan tugasnya lagi. Naila masih membetulkan tas dan pakaiannya, dan tiba-tiba lari dan memanggil taxi yang lewat . Herlian memburunya dan tangan Naila kepegang Herlian dan Dimas disuruh dimobil , Naila meronta Herlian menarik dan memeluknya. ” Sudahlah.., biar aku selesaikan masalah Astuti ..kau diamlah dulu” . Herlian membukakan pintu buat Naila pelan-pelan mobil melaju ke arah puskesmas.

Naila             : ” Ayo pah selesaikan masalah Astuti dan aku akan izin terlambat “. Harlian memandangi Naila sepertinya tak bisa ditahan keinginannya untuk menyelesaikan masalah Astuti.

Herlian         : ” Aku masih setir nanti saja dirumah”, keluh Harlian.

Naila              : ” Kalau nanti-nanti aku akan lupa karena banyak urusan pah”. jawab Naila ketus .

Herlian          : ” Mending lupakan saja mah..itu akan menambah beban pikiranmu, nanti malah gak konsen lagian hampir nyampai puskesmas”. sambil menunjuk kantornya Herlian tersenyum pada Naila. Herlian memarkirkan mobil Naila suzuki estim meskipun mobil kuno tapi masih cling body dan mesinnya. Herlian mencium kening istrinya dan berucap ” Selamat bekerja sayang, semoga selalu sukses”.

Dimas langsung tancap gas menuju Pemalang karena Astuti marah-marah hape Herlian dimatiin dan tak bisa dihubungi.

Herlian           : ” Kenapa buru-buru Dimas, santai saja biarkan dia nunggu pe kepanasan mang gampang uang 75 juta kecil apa, enakan dia tinggal todong saja terus marah-marah….aku akan pergi ke Cirebon minta tolong sahabatku agar mengobatiku pengaruh guna-guna ini”.

Dimas             : ” Tapi pak…nanti saya di ancam sama mbak Astuti bagaimana ?” , keluh Dimas.

Herlian           : ” Emang kamu takut sama perempuan nakal itu, apa dia yang ngasi gaji kamu…dia itu cuma perempuan pemandu karaoke dia itu perempuan kotor” .

Dimas disuruh berhenti kepala Herlian pusing dan mau muntah, dan akhirnya muntah…

Herlian           : ” Kita kembali ke Semarang saja Dimas ..aku capek tiba-tiba”. Dimas putar arah kembali ke Semarang. Astuti menelepon Dimas dan marah-marah, ” Awas kalau kamu gak sampai ke Pemalang akan aku buat sakit kamu”, begitu ancam Astuti tapi Herlian menyuruhnya pulang dan hape Dimas dimatikan khawatir ditelpon Astuti.


Kesetiaan Yang Ternoda

Kesetiaan Yang Ternoda

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2020 Native Language: Indonesia
Naila belum bisa tidur meski hari menjelang subuh, wajah HarLian suaminya mengganggu terus. Dua hari berturut-turut hapenya gak diangkat padahal posisi masuk ...ingin ia menelepon Cris sahabat Lian menanyakan keberadaan suaminya tapi Naila mengurungkannya karena tak enak menanyakan masalah rumah tangganya pada Cris yang masih bujangan. Naila dan Lian sudah 25 tahun berumah tangga saat ini Naila berusia 45tahun dan Lian suaminya berumur 50 tahun selisih 5 tahun tak kelihatan perbedaannya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Perlahan air matanya mengalir suara adzan subuh memaksa Naila berwudhu dan melakukan shollat subuh. Air matanya tumpah ruah Naila mengadu pada Tuhannya memohon agar suaminya selalu dilndungiNya. Naila hendak membaca Alquran tapi hapenya berdering .... dari mana ? Naila tak mengenalnya . Berkali-kali hape berdering ...Ia biarkan, Naila baru sadar jangan-jangan itu suaminya..mungkin hapenya hilang dan ganti baru maka Nailapun mengangkatnya, tapi apa yang terjadi..? Naila mendapatkan suara lengkingan ketawa wanita dan mengejeknya..."Dasar wanita bodoh ...tolol...tak bisa melayani suami dengan baik...! ha..ha...ha...tolol..." . Naila mematikan hapenya dengan gemetaran. Masih menggunakan mukena Naila mengadu lagi pada Tuhannya " Ya Allah....cobaan apakah yang Engkau berikan padaku..mengapa hatiku terasa tak enak sekali ...tolonglah hambaMu Ya Allah..". Naila menutup doanya dan memberesi kamar tidur karena anak perempuannya akan segera sekolah. Naila menuju dapur mempersiapkan sarapan dibantu Ratemi yang sudah membuat nasi goreng. " Selamat pagi ibuk Naila , susu sudah hangat dan bisa segera diminum " " Terima kasih mbok Ratemi, Andin sudah bangun ?.......

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset