Kesetiaan Yang Ternoda episode 3

Mondok Di Rumah Sakit

Herlian langsung menuju rumah sakit Elizabeth dan minta opname karena kelelahan.

Dokter Mutiara    : ” Jadi bapak di rumah gak bisa istirahat, sehingga minta opname “.

Herlian                   :  ” Betul dok , betul-betul saya ingin tidur …saya kelelahan”.

Dokter Mutiara       : ” Tapi ini yang ada ruang VVIP bagaimana pak “.

Herlian                    : ” Gak apa dok yang penting saya dapat istirahat “.

Dokter menyampaikan kelengkapan data pada perawat agar pasien mondok dan dokternya dr.Mutiara sendiri yang sudah ada dalam status.

Perawat segera mengecek kamar tersebut dan sudah siap digunakan. Perawat tersebut membawa Herlian ke ruang Anna lantai 4, Dimas mengikuti Herlian sampai ruangan dan mendekatinya.

Dimas                     : ” Bapak sakit apa pak, kok sampai opname ?”

Herlian                   : ” Biasa Mas, pinggangku yang kemarin kambuh lagi” .

Dimas                     : ” Maksud bapak livernya sakit lagi ? ” Dimas mencoba memastikan, Herlian mengangguk lalu menyuruh Dimas membelikan makanan dan minuman serta mengambilkan tas kopor pakaian sekalian. Dimas keluar dan menuruti perintah Herlian, dalam kesunyian ini Herlian menangis, meratapi nasibnya.

” Astuti sungguh aku amat mencintaimu..tetapi aku tak tega memasukkan racun ini dalam minuman Naila, Dia tlah bersamaku selama 25 tahun….. selama itu pula Naila tak pernah mencurangi aku..malah aku yang selalu membohonginya.. Astuti jangan kau siksa aku dengan cintamu…” Begitulah ratapan Herlian dan tak ada yang mendengarnya karena ruangan itu begitu spesial bak hotel orang sakit gak usah keluar semua terlayani dan tak sembarang orang bisa masuk.

Astuti menelepon Harlian, ” Pah Lian..aku terlambat nih ..gimana ..? ” Kepala Herlian cekot-cekot

Herlian                : ” Akukan sudah bilang gugurkan saja…” bentak Herlian.

Astuti                   : ” Tapi ini sudah terlambat karena usia kandungan sudah 4 bulan dan bayarnya minta tambah 10 juta bagaimana?” , Astuti merengek

Herlian                : ” Baik, nanti aku transfer ” sahut Herlian dongkol. ” Asik dapat uang lagi ” seru Astuti sambil mendekap pacar barunya.

Dimas sudah sampai rumah sakit dan menata pakaian Herlian, perawat membawakan buah dan kelengkapan mondok. Herlian minta diambilkan buah apel pada Dimas sambil nonton tivi, Dimas segera mandi karena disuruh mentransfer uang ke Astuti. ” Waaaaah…, mbak Astuti panen nih…masak seminggu sudah dapat transferan 25 juta., aku nanti mau minta aah..” begitu gerutu Dimas yang diam-diam bekerjasama dengan Astuti.

Dimas                  : ” Mbak, ini mau di transfer berapa.?” Dimas menelepon Astuti pura-pura menanyakan jumlah kirimannya

Astuti                   : ” Hei bodoh, apa bos tololmu gak bilang padamu ..?” bentak Astuti yang memiliki perangai kasar dan culas

Dimas                  : ” Bukan begitu mbak, pak Lian tadi nanya ke aku dia gak percaya kehamilan mbak….dan aku berusaha menjelaskan sampai pak Lian benar-benar percaya..”, akal Dimas cukup mengena sasaran.

Astuti                   : ” Halaaaaah aku tahu maksudmu, pingin minta bagian , iya kan “. Suara Astuti menggerutu.

Dimas                  : ” La memang aku kan yang tahu benar keadaan pak Lian, mbak Astuti enak cuma marah-marah saja dapat duit..aku yang dirajang bapak, ditanyai thethek bengek “. Dimas tak mau kalah memberikan alasan palsunya.

Astuti                   : ” Ya sudah, kamu 500 ribu dan yang 9,5 jt transfer ke rekeningku”.

Dimas                  : ” Gak bisa begitu mbak…., saya yang cari bidan ke desa transportasinya lumayan, belum capeknya ”  Dimas ngeyel minta 4 juta kalau gak mau tak akan di transfer, Astuti jengkel akan menelepon Herlian

Dimas                  : ” Mbak jangan gitu dong aku sudah susah payah ngatur sana ngatur sini biar aman kok malah dilaporin nanti aku laporin juga pacar barumu si…Ali itu gimana ? ” .

Astuti benar-benar jengkel lalu Ali menyarankan menerima usul Dimas dengan mengurangi jatahnya dan akhirnya sepakat Dimas diberi 2jt dan minta di transfer sekarang juga. Herlian menelepon Dimas,

Herlian                : ” Kok lama sekali kamu transfer uang, di telpon malah sibuk..ada apa Dimas..?” Dimas kebingungan menerima telepon Herlian.

Dimas                  : ” Anuu..istri saya menyuruh saya pulang karena mertua sakit pak”.

Herlian                : ” Ya sudah nanti dibahas di kamar, kalau sudah ditransfer segera balik”. Dimas lega kudapat sudah jatahku, (enggak Dimas kalau gak selesai terlalu enak kau Astuti kau anggap apa aku..) begitu senang perasaan Dimas sampai lupa ia sudah masuk ruang anna dan ditegur Herlian ,

Herlian                : ” Katanya mertuamu sakit kok wajahmu ceria gitu Mas..! “. Agak kaget Dimas tapi ia segera memerankan kebohongannya.

Dimas                  : ” Tadi habis godain perawat kok pak “. Herlian diam saja dan merasa Dimas mulai berani dihadapannya, tapi harus bagaimana lagi Dimas yang tahu semua hubungannya dengan Astuti.

Malam itu Dimas menjemput Naila menuju rumah sakit Elisabeth .

Naila                    : ” Mengapa kamu sejak kemarin gak bilang kalau liver bapak kambuh ?” Dimas tak berani berkata-kata karena malah akan disalahin Naila maupun Herlian.

Dimas                  : ” Mertua saya juga sakit kok buk…nanti juga minta izin mau bawa ke tukang urut “.

Naila tahu kalau Dimas mau merongrongnya juga suaminya karena gelagat Dimas akhir-akhir ini berubah dan tak konsisten dalam bekerja dengan sering pulang ke desanya dan beralasan macam-macam. Memasuki ruang anna hati Naila merasa ragu karena Herlian terdengar stress memaki-maki seseorang. Naila tak jadi masuk berpura-pura mau beli minuman di kantin,  Dimas disuruh masuk duluan ketika Herlian melihat Dimas ia segera menanyakan istrinya,

Herlian               : ” Mana ibu Mas ”

Dimas                 : ” Masih beli minuman pak ”

Hati Naila tak enak dia mengurungkan ke kantin dan kembali lagi ke ruang anna dan menguping pembicaraan isi ruangan tersebut, kedengaran Herlian menangis , Naila mendengarkan pembicaraan suaminya …ternyata benar Astuti menekan Herlian ….air mata Naila mengalir dia mendengarkan Dimas menasehati suaminya,

Dimas                 : ” Bapak turuti saja dulu kemauan mbak Astuti biar bapak tenang “. Naila begitu marah pada suaminya yang dibuat bulan-bulanan Dimas.

Naila                   : ” Menuruti siapa Dimas..kamu jangan sok mengatur suamiku dari tadi aku disini mendengarkan pembicaraan kalian…Dimas apa yang terjadi sama bapak….kau apakan bapak….sampai menurut ocehan kamu “. Herlian melihat istrinya sudah di dalam ruangan terus duduk di kasur dan menyuruh Dimas keluar karena bisa memperkeruh keadaan.

Dalam kondisi antara marah dan sayang Naila menasihati suaminya : ” Kamu tu kenapa to pah..? masih saja hubungan sama Astuti …menutupi dan membohongi aku, kamu sakit tapi bukan fisikmu yang sakit tapi jiwamu yang merana karena cinta yang buta…Astuti itu janda anak dua padahal umurnya baru 24tahun bekerja sebagai pemandu karaoke..aku malu pah…kamu berhubungan dengan perempuan seperti itu ..perempuan kotor ..identik sebagai pelakor…teganya kamu menyakiti aku , Astuti usianya hampir menyamai Andin anak kita selisih 5 tahun tapi Astuti sudah punya anak dua apakah Astuti tamat SMA apa tidak mempengaruhi tingkat sosialnya dan tabiat serta tingkah lakunya”.

Naila menangis ingin ia menghantam muka Herlian tapi Naila tak ingin melawan hatinya .

Herlian              : ” Tapi ma…aku pusing dan dibuat sakit kalau tak menuruti keinginannya “, Herlian mencoba ngeles……

Naila                  : ” Maksudmu Astuti mengguna-gunamu begitu pah…? ” Naila amat marah…

Naila                   : ” Pah kamu itu malas shollat jadi pemikiranmu syirik saja, coba diingat kapan terakhir kamu shollat ? tentu kamu tak ingat karena kamu lama meninggalkan shollatmu….” Kemarahan Naila menjadi-jadi saat Astuti menelepon Herlian karena Naila meminta di speaker agar tahu apa yang diinginkan Astuti.

Astuti                  : ” Papa Lian… Tuti kangen..main ke rumah dong..” . Naila panas hatinya dan merebut hape tersebut lalu berkata,

” Hai pelakor perusak rumah tangga …perempuan nyinyir ..tukang sihir…” hape langsung dimatikan Astuti . Naila kecewa sekali pingin ia menempeleng Astuti …dan Naila menangis sejadinya lalu membanting hape Herlian dan keluar dari rumah sakit

Herlian meminta Dimas mengantar Naila pulang. Naila begitu cepat dan hafal jalan keluar rumah sakit , lain dengan Dimas yang harus dituntun petunjuk, ternyata Naila lewat belakang dan memutar menghindari Dimas lalu naik taxi.

Dr. Siswati menelepon Naila kalau besok sudah harus di rumah sakit umum Kariadi selama 2 minggu untuk mempersiapkan pre operasi dan pasca operasi dan surat tugas besok diambil .

” Oke dokter , Naila besok pagi akan ngantor pagi-pagi memberi tanggung jawab Eno dulu lanjut ke Kariadi”. Telpon dimatikan dan Naila menarik nafas panjang dalam hatinya selalu berdoa minta petunjuk Illahi dan keluarganya selalu dalam lindungannya.


Kesetiaan Yang Ternoda

Kesetiaan Yang Ternoda

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2020 Native Language: Indonesia
Naila belum bisa tidur meski hari menjelang subuh, wajah HarLian suaminya mengganggu terus. Dua hari berturut-turut hapenya gak diangkat padahal posisi masuk ...ingin ia menelepon Cris sahabat Lian menanyakan keberadaan suaminya tapi Naila mengurungkannya karena tak enak menanyakan masalah rumah tangganya pada Cris yang masih bujangan. Naila dan Lian sudah 25 tahun berumah tangga saat ini Naila berusia 45tahun dan Lian suaminya berumur 50 tahun selisih 5 tahun tak kelihatan perbedaannya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Perlahan air matanya mengalir suara adzan subuh memaksa Naila berwudhu dan melakukan shollat subuh. Air matanya tumpah ruah Naila mengadu pada Tuhannya memohon agar suaminya selalu dilndungiNya. Naila hendak membaca Alquran tapi hapenya berdering .... dari mana ? Naila tak mengenalnya . Berkali-kali hape berdering ...Ia biarkan, Naila baru sadar jangan-jangan itu suaminya..mungkin hapenya hilang dan ganti baru maka Nailapun mengangkatnya, tapi apa yang terjadi..? Naila mendapatkan suara lengkingan ketawa wanita dan mengejeknya..."Dasar wanita bodoh ...tolol...tak bisa melayani suami dengan baik...! ha..ha...ha...tolol..." . Naila mematikan hapenya dengan gemetaran. Masih menggunakan mukena Naila mengadu lagi pada Tuhannya " Ya Allah....cobaan apakah yang Engkau berikan padaku..mengapa hatiku terasa tak enak sekali ...tolonglah hambaMu Ya Allah..". Naila menutup doanya dan memberesi kamar tidur karena anak perempuannya akan segera sekolah. Naila menuju dapur mempersiapkan sarapan dibantu Ratemi yang sudah membuat nasi goreng. " Selamat pagi ibuk Naila , susu sudah hangat dan bisa segera diminum " " Terima kasih mbok Ratemi, Andin sudah bangun ?.......

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset